Ketika jatuh cinta manusia menjadi aneh, aneh karena berbeda dengan keadaan biasanya. Cinta memang memiliki makna universal, namun dalam kajian ini kita akan membatasi point of view dari cinta ini menjadi lebih kecil yakni hubungan antara dua insan yang sedang memadu kasih.
Ketika jatuh cinta kita tiba-tiba menjadi puitis, dan produktif (ha hay….#pengalaman) belum lagi disertai debaran jantung yang menggelora (jantung berdebar-debar). Kemudian timbul pertanyaan, benarkah cinta datangnya dari mata turun ke hati?
Pasangan yang sedang dirundung cinta (#eciiieee) akan merangsang kelenjar otak (pituitary gland) untuk memproduksi senyawa feniletilamin, dopamine, dan norepinefrin. Sebagian besar mekanisme kontrol bersumber dari neurotransmitter. Neurotransmitter adalah zat yang menjadi aktif begitu sel-sel syaraf berhubungan satu sama lain.
Ada bebarapa tahapan komunikasi antar lawan jenis hingga sepasang laki-laki dan perempuan merasa tertarik satu sama lain hingga mereka merasa jatuh cinta. Secara alami, manusia melepaskan sejumlah senyawa kimia biologis ke dalam air mata, air liur dan keringat. Aroma atau bau/wewangian alami (feromon) di dalamnya mengirimkan sinyal-sinyal yang berhubungan dengan mood, status, rangsangan, dan kesehatan laki-laki kepada pikiran bawah sadar perempuan. Sehingga semakin kuat daya tarik feromon seorang laki-laki,akan semakin banyak perempuany ang tertarik kepadanya.
Pada saat laki-laki dan perempuan tertarik secara seksual satu dengan lainnya, masing-masing akan merasakan suatu percepatan aliran dari zat/senyawa kimia syaraf yang menyerupai adrenalin. PEA atau phenylethilamine (feniletilamin) adalah suatu zat/senyawa kimia yang mempercepat aliran informasi antara sel-sel syaraf. PEA inilah yang melepaskan dopamine yang membuat kita merasa nyaman. Sementara secara bersamaan, norepinephrine (sejenis amphetamine) menstimulasi peningkatan produksi adrenalin. Inilah yang membuat jantung kita berdebar-debar. Kombinasi dari dopamine, norepinephrine dan phenylethylamine inilah yang memberikan rasa jatuh cinta atau mabuk kepayang pada pasangan yang saling tertarik.
So, dengan kata lain cinta datangnya bukan dari hati tapi dari pikiran dan otak manusia, dan menjadi amanah bagi kita untuk me ménage rasa cinta untuk sesuai dengan norma, dan agama.
Ketika jatuh cinta kita tiba-tiba menjadi puitis, dan produktif (ha hay….#pengalaman) belum lagi disertai debaran jantung yang menggelora (jantung berdebar-debar). Kemudian timbul pertanyaan, benarkah cinta datangnya dari mata turun ke hati?
Pasangan yang sedang dirundung cinta (#eciiieee) akan merangsang kelenjar otak (pituitary gland) untuk memproduksi senyawa feniletilamin, dopamine, dan norepinefrin. Sebagian besar mekanisme kontrol bersumber dari neurotransmitter. Neurotransmitter adalah zat yang menjadi aktif begitu sel-sel syaraf berhubungan satu sama lain.
Ada bebarapa tahapan komunikasi antar lawan jenis hingga sepasang laki-laki dan perempuan merasa tertarik satu sama lain hingga mereka merasa jatuh cinta. Secara alami, manusia melepaskan sejumlah senyawa kimia biologis ke dalam air mata, air liur dan keringat. Aroma atau bau/wewangian alami (feromon) di dalamnya mengirimkan sinyal-sinyal yang berhubungan dengan mood, status, rangsangan, dan kesehatan laki-laki kepada pikiran bawah sadar perempuan. Sehingga semakin kuat daya tarik feromon seorang laki-laki,akan semakin banyak perempuany ang tertarik kepadanya.
Pada saat laki-laki dan perempuan tertarik secara seksual satu dengan lainnya, masing-masing akan merasakan suatu percepatan aliran dari zat/senyawa kimia syaraf yang menyerupai adrenalin. PEA atau phenylethilamine (feniletilamin) adalah suatu zat/senyawa kimia yang mempercepat aliran informasi antara sel-sel syaraf. PEA inilah yang melepaskan dopamine yang membuat kita merasa nyaman. Sementara secara bersamaan, norepinephrine (sejenis amphetamine) menstimulasi peningkatan produksi adrenalin. Inilah yang membuat jantung kita berdebar-debar. Kombinasi dari dopamine, norepinephrine dan phenylethylamine inilah yang memberikan rasa jatuh cinta atau mabuk kepayang pada pasangan yang saling tertarik.
So, dengan kata lain cinta datangnya bukan dari hati tapi dari pikiran dan otak manusia, dan menjadi amanah bagi kita untuk me ménage rasa cinta untuk sesuai dengan norma, dan agama.
6 Komentar
